rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

<> 法滅盡經 (KITAB TENTANG HILANGNYA AJARAN BUDDHA DARI DUNIA)

佛說法滅盡經 失譯 大正藏 卷十三 1118頁 第.396涅 槃 部

聞如是,一時佛在拘夷那竭國,如來三月當般涅槃,與諸比丘及諸菩薩、無央數眾來詣佛所,稽首於地。世尊寂靜,默然無所說,光明不現。

賢者阿難作禮白佛言:‘世尊! 前後說法,威光獨顯,今大眾會,光更不現,何故至此?其必有故,願聞其意。’

佛默不應。如是至三,佛告阿難:‘吾涅槃後、法欲滅時,五逆濁世魔道興盛,魔作沙門壞亂吾道,著俗衣裳、樂好袈裟五色之服,飲酒噉肉、殺生貪味、無有慈心,更相憎嫉。’

‘時有菩薩、辟支、羅漢,精進修德、一切敬待,人所宗向、教化平等,憐貧念老、鞠育窮厄,恆以經像令人奉事,作諸功德、志性恩善,不侵害人,損身濟物不自惜己、忍辱仁和。設有是人,眾魔比丘咸共嫉之,誹謗揚惡,擯黜驅遣,不令得住。’

‘自共於後,不修道德,寺廟空蕪、不復修理、轉就毀壞,但貪財物、積聚不散、不作福德,販賣奴婢耕田種植,焚燒山林、傷害眾生、無有慈心,奴為比丘、婢為比丘尼,無有道德、淫佚濁亂、男女不別;令道薄淡皆由斯輩。’

‘或避縣官依倚吾道,求作沙門不修戒律,月半月盡雖名誦戒、厭倦懈怠不欲聽聞,抄略前後不肯盡說,經不誦習,設有讀者不識字句、為強言是、不諮明者,貢高求名,虛顯雅步以為榮冀、望人供養。’

‘眾魔比丘,命終之後,精神當墮無擇地獄、五逆罪中,餓鬼畜生靡不經歷,恒河沙劫罪盡乃出,生在邊國無三寶處’

‘法欲滅時,女人精進恆作功德,男子懈慢不用法語,眼見沙門如視糞土無有信心。’

‘法將殄沒,登爾之時,諸天泣淚,水旱不調五穀不熟,疫氣流行死亡者眾,人民勤苦、縣官計剋,不順道理、皆思樂亂,惡人轉多如海中沙,善者甚少若一若二。’

‘劫欲盡故,日月轉短、人命轉促,四十頭白,男子淫佚、精盡夭命、或壽六十,男子壽短,女子壽長、七八九十或至百歲。

‘大水忽起、卒至無期,世人不信、故為有常,眾生雜類、不問豪賤,沒溺浮漂、魚鱉食噉。’

‘時有菩薩、辟支、羅漢,眾魔驅逐、不預眾會,三乘入山福德之地,恬泊自守以為欣快、壽命延長,諸天護衛月光出世,得相遭值共興吾道,五十二歲首楞嚴經、般舟三昧先化滅去,十二部經尋後復滅,盡不復現、不見文字,沙門袈裟自然變白。’

‘吾法滅時,譬如油燈臨欲滅時,光明更盛,於是便滅;吾法滅時,亦如燈滅,自此之後,難可數說。’

‘如是之後數千萬歲,彌勒當下世間作佛,天下泰平、毒氣全消,雨潤和適、五穀滋茂、樹木長大,人長八丈、皆壽八萬四千歲,眾生得度不可稱計。’

賢者阿難白佛言:‘當何名斯經?云何奉持?’

佛言:‘阿難!此經名為法滅盡,宣告一切宜令分別,功德無量不可稱計。’

四部弟子聞經悲慘惆悵,皆發無上聖真道意,悉為佛作禮而去。


法滅盡經FA MIE JIN JING (KITAB MUSNAHNYA AJARAN BUDDHA)

(Terjemahan dalam bahasa Indonesia (terjemahan langsung), mohon maaf bila ada kesilapan dalam pengunaan kata, segala kritikan akan saya anggap sebagai masukan berharga bagi saya. )


Beginilah yang saya dengar. Ketika itu tiga bulan sebelum mencapai nirvana, sang Buddha tinggal di Inagara, ketika itu dihadiri oleh para bodhisatva, para bikhu dan pengikut yang jumlahnya tak terhingga datang ketempat kediaman sang Buddha, menyembah dan memberi hormat. Buddha diam tak bersuara, cahaya yang ada pada tubuhnya juga tidak seterang yang pernah ada. Ananda pun memberi hormat dan memohon petunjuk kepada sang Buddha “Sang Buddha pada setiap kali memberi ceramah, selalu terpancar cahaya suci dari tubuh yang begitu agung dan menakjubkan. Tetapi mengapa pada kali ini, cahaya yang terpancar begitu kecil, mengapa bisa begini ? Pastilah ada alasan tertentu. Sang murid Ananda memohon agar sang Buddha memberi petunjuk, namun Sang Buddha tetap tidak bersuara. Ananda melihat sang Buddha tidak bersuara, maka iapun kembali lagi bertanya, hingga ke tiga kalinya, barulah sang Buddha menjelaskan.

Saat Saya mencapai Nirvana, dimasa akan datang ajaran Buddha sesungguhnya akan berakhir, dimana manusia bahkan tidak bisa melaksanakan ke 5 dasar Panca-sila Buddhis, dan ajaran setan akan semakin hari semakin kuat. Mereka yang berjalan diatas jalan setan akan masuk ke dalam ajaran Buddha, dan mengunakan nama sebagai pengikut Buddha untuk merusak ajaranKu yang sesungguhnya. Mereka mengenakan pakaian duniawi, tamak dan tergila-gila akan jubah mahal, meminum arak, memakan daging, membunuh makhluk hidup, penuh kebodohan dalam ketamakan. Mereka tidak memiliki hati welas asih, dan mereka saling membenci dan saling iri.

Ketika itu Bodhisatva, Prayekta Budha dan Arahat, yang dengan sungguh-sungguh membina diri, dan sangat dihormati oleh manusia. Mereka dengan hati yang adil mengajari umat manusia, mengasihani orang miskin dan orang lanjut usia, mengabdikan diri untuk mendidik membantu manusia dalam menghadapi cobaan dan bencana. Mereka mengajari umat manusia untuk selalu berhati mulia menyembah Buddha, dan mengajari agar selalu membaca dan mempelajari kitab suci, melakukan segala kebaikan dan kebajikan, memupuk moral tahu berbalas budi dan berbudi luhur. Mereka tidak mencelakakan manusia (harta dan sebagainya), mereka mengorbankan diri untuk membantu kehidupan manusia yang dalam kesulitan, mereka tidak egois, mereka memikul beban atas penghinaan namun selalu bersikap welas asih.

Mereka yang baik, akan di pandang iri oleh para pengikut setan yang menamakan dirinya pengikut Buddha, nama mereka akan dirusak, dan difitnah sehingga mereka tidak bisa betah tinggal dan kemudian diusir keluar oleh orang-orang. Dan sejak itu, orang orang (pengikut setan yang mengatasnama dirinya sebagai pengikut Buddha) tidak lagi membina diri pada jalan yang benar, kelenteng tempat sembahyang akan menjadi tempat tak terawat, dan lama kelamaan menjadi rusak karena terlalu lama ditelantarkan. Para orang jahat walaupun kaya, namun hanya mempedulikan dirinya sendiri, tidak melakukan amal dan kebajikan. Mereka memperjualbelikan budak dan perempuan, mereka membuka lahan untuk bercocok tanam dengan membakar hutan dan mencelakakan makhluk hidup dan merusak alam, dan sedikitpun tidak ada rasa belas kasihan. Budak menjadi Bikhu, perempuan rendahan menjadi Bikhuni. Mereka orang jahat tidak membina moral, melakukan perbuatan hina, tidak membedakan laki-laki dan perempuan, dan merekalah yang menyebabkan para ajaran Buddha menjadi rusak dan hancur. Dan ada orang yang melanggar hukum negara sehingga ikut ajaran Buddha untuk menyembunyikan diri namun tidak menjalankan sila-sila. Setiap bulan tanggal 1 dan 15 (purnama), walaupun membaca kitab namun malah bersikap malas dan bosan, tidak mendengarkan ceramah orang orang baik akan dhamma, mencatat kitab dengan membuang bagian depannya, tidak rela mencatat atau mempelajari kitab sebait-demi sebait, namun hanya mengambil makna secara gamblang, bahkan tidak membaca dan mempelajari kitab.

Ada pengikut yang tidak mengerti akan makna kitab, namun memaksakan diri untuk menjelaskan berdasarkan pemahamannya, dan tidak bertanya kepada orang yang benar-benar memahaminya. Mereka menganggap dirinya sangat tinggi dan berusaha mencari nama. Menganggap adalah suatu kehormatan dengan mengunakan kata-kata indah yang sebenarnya tidak benar, berharap orang orang menyembahnya. Mereka mereka ini yang berjalan dijalan setan namun mengaku sebagai pengikut Buddha, setelah mati akan terjerumus kedalam alam neraka dan akan dihukum atas pelanggaran Pancasila, dan berinkarnasi dalam dunia setan kelaparan dan dunia binatang. Setelah karma buruk berakhir selanjutkan akan dilahirkan ke negara negara pinggiran yang tidak memiliki tri sarana.

Saat ajaran Buddha sesungguhnya akan berakhir, maka para wanita akan giat membina diri dan moral. Para laki-laki akan malas dan tidak membina diri berdasarkan ajaran sesungguhnya. Orang-orang akan memandang para pengikut Buddha bagaikan kotoran, dan ketika orang orang tidak lagi percaya kepada pengikut Buddha, maka ajaran Buddha yang sesungguhnya pun berakhir. Dan ketika itu, langit akan meneteskan air mata (karena ajaran Buddha telah binasa). Cuaca akan menjadi tidak teratur, produksi tani menjadi sedikit, dimana-mana wabah penyakit, dan banyak orang yang mati karena penyakit. Rakyat walaupun bekerja keras, namun selalu diinjak oleh pejabat pemerintahan, karena itu hidup sangat menderita. Orang-orang tidak lagi berperilaku sesuai norma dan moral, demi kesenangan dan mengorbakan hari nurani. Orang jahat semakin lama semakin banyak, jumlahnya bagaikan pasir didalam lautan., orang baik malah hanya tinggal satu dua orang saja. Bencana pun segera datang, siang dan malam menjadi semakin pendek, usia manusia menjadi cepat. Rambut beruban saat berusia 40 tahun. Laki-laki mati muda karena perilaku asusila yang merusak tubuh, dengan usia rata-rata 60 tahun. Usia laki-laki menjadi pendek, namun usia perempuan menjadi panjang. Usia perempuan ada yang 70, 80, 90 bahkan 100. Tiba-tiba air laut menjadi tinggi dan mengenangi daratan dan tidak pernah surut. Namun orang-orang dunia tidak percaya bahwa air besar tidak akan surut, dan menganggapkan sebagai fenomena alam. Dan ketika itu, bencana tidak akan membedakan suku dan bangsa, kaya dan miskin, semuanya akan mati , hanyut dimakan oleh ikan-ikan.

Ketika itu ada Bodhisatva, Prayekta Budha dan Arahat diusir oleh manusia-manusia yang telah terjerumus ke jalan setan, menghalangi mereka untuk bertemu dengan orang-orang. Mereka terpaksa pergi ke hutan untuk hidup, dan karenanya usia pun bisa menjadi panjang. Dan para dewa dilangit demi menyelamatkan ajaran Buddha terlahir dibawah sinar bulan, bekerja sama untuk membangkitkan kembali ajaran Buddha. Setelah 52 tahun, kitab LengYan, dan Pan Zhou San Mei (suatu tingkatan, dimana dalam waktu 7 hari atau 90 hari berturut-turut mengucapkan kata AMITUOFO, maka akan mencapai tingkatan dimana para Buddha akan muncul dari segala penjuru) pun musnah. Ke 12 kitab setelah ditemukan akan kembali musnah. Tidak akan muncul kembali dan tidak ada tulisan isi kitab yang tersisa. Jubah akan berubah menjadi putih (tidak ada lagi pengikut Buddha). Hilangnya agama Buddha ini dapat diibaratkan sebagai satu lantera minyak, dimana sebelum api dimatikan cahanyanya terlihat terang, namun setelah itu menjadi padam. Beginilah akhir musnahnya ajaran Buddha.

Setelah itu, bencana apa yang akan terjadi akan sulit dikatakan satu persatu. Dan setelah puluhan juta tahun, Bodhisatva Maitreya akan turun ke dunia untuk menjadi Buddha. Dunia akan tentram bebas dari segala hawa jahat. Angin dan hujan datang teratur, tanaman tumbuh dengan subur. Pohon tumbuh tinggi. dan manusia tumbuh setinggi 8 meter, semuanya akan hidup selama 84000 tahun, jumlah manusia yang diseberangkan oleh Buddha Maitreya akan tidak terhitung jumlahnya.

Ananda menyembah dan memberi hormat kepada sang Buddha untuk mendapatkan petunjuk bahwa dengan nama apa kitab ini harus diberi nama. Juga bertanya bagaimana mengemban kitab ini. Sang Buddha bersabda :”Ananda, nama kita ini aalah FA MIE JIN JING (kitab musnahnya ajaran Buddha), sebarkanlah dan katakanlah isi kitab ini kepada semua orang, maka pahala yang didapat akan tak terhingga.” Ke empat murid yang dibawah sang Buddha setelah mendengar kitab ini, sangat sedih sekali, dan besumpah untuk mendapatkan ajaran sejati, dan setelah memberi hormat lalu pergi.


KESIMPULAN :

Kitab ini menjelaskan bahwa gejala-gejala apa yang muncul pada saat ajaran Buddha akan berakhir. Ajaran Buddha hadir di dunia karena jodoh manusia, dan ajaran Buddha akan musnah dari dunia karena jodoh manusia juga. (Jodoh yang dimaksudnya akan tindak tanduk kita yang membuahkan karma baik dan buruk.)

Pada awal dikatakan bahwa saat sebelum sang Buddha mencapai Nirvana, Ananda melihat cahaya atau aura yang biasanya terpancar jauh dan sangat terang dari tubuh sang Buddha sudah tidak terlihat terang. Ananda mengetahui bahwa pasti ada penyebabnya, karena itu Ananda menanyakan kepada sang Buddha, yang setelah ke tiga kali bertanya Sang Buddha barulah berbicara dan menjawab dengan nada yang begitu berat “musnahnya ajaran Buddha’.

Sang Buddha Sakyamuni menjelaskan bahwa saat ajaran Buddha akan berakhir, ada orang orang yang mengenakan baju biksu namun berperilaku tidak sepantasnya, malah tidak ada sifat welas asih. Lebih parah lagi, mereka yang mengaku biksu baik perempuan maupun laki-laki ini, dengan egois menyudutkan orang orang atau para sesepuh yang mulia, mereka bertindak asusila, tidak membaca kitab, atau walaupun membaca namun memberikan penjelasan sesuka hatinya. Berpenampilan seperti orang bijaksana, namun buntutnya adalah memeras harta orang yang datang sembahyang.

Mereka-mereka yang melakukan kejahatan ini setelah mati akan dijerumuskan ke alam neraka, dan walaupun setelah keluar dari alam neraka, tetap saja akan menjadi setan kelapatan atau bereinkarnasi di alam Setan. Setelah menderita akibat karma buruknya, mereka barulah dapat terlahir sebagai manusia, namun akan dilahirkan di negara miskin atau negera yang sangat terbelakang, dan negara ini tidak akan terdapat tisarana (sulit atau bahkan sama sekali tidak bisa mendapatkan ajaran Buddha, ini karena karma buruk yang pernah dilakukan. Percayalah, kita bisa beragama Buddha adalah suatu karunia yang sangat besar)/.

Pada saat ajaran Buddha akan musnah, para dewa menjadi sedih, cuaca dibumi menjadi tidak beraturan, musim hujan dan kemarau menjadi tidak teratur, hasil pertanian (padi dan palawija) akan gagal panen, wabah penyakit akan muncul dimana-mana, dan banyak sekali orang yang mati. Rakyat bekerja keras namun tetap hidup menderita karena harus membayar pajak yang sangat tinggi kepada negara. (Lihat sajalah para pejabat dan anggota DPR terhormat kita, gaji mereka adalah dari pajak kita, tapi mereka hanya tidur-tidur untuk mendapatkan uang) Akibatnya, hati manusia berubah dan menjadi jahat. Usia manusia menjadi pendek, dimana kaum adam akan mati terlebih dahulu. Air laut akan menjadi tinggi, namun dunia menganggapnya sebagai fenemona alam. Coba bayangkan betapa mengerikan bencan Tsunami Aceh dan gempa di Nias.

Setelah membaca kitab ini,kita sadar bawah kita sudah mulai terjeremus ke jalan yang salah, jalan yang membawa kita memuja setan. Walaupun ajaran Buddha belum hilang, namun berbagai bencana yang terjadi di muka bumi ini sudah menjadi petanda-petanda penting.

Tuhan sangat adil, dan pada saat kiamat datang, tidak peduli suku atau bangsa atau agama, semuanya adalah sama, karena kita semua berada dalam satu perahu.


0 意見:

Post a Comment